"Anggaplah Idol sebagai penyemangat dalam hidup kalian. Supportlah Idol semampu kalian tanpa harus merugikan diri sendiri maupun orang lain dan pemujaan yang berlebihan itu tidak sehat. "
javascript:void(0)

Senin, 10 Juni 2013

Wota: Kemasan Baru Radikalitas Pemuda



KompasSianadotcom: Jangan macam-macam dengan fans JKT48: wota. Salah sebut JKT48 sebagai girlband bukan idol group, siap-siap saja bogem mentah mendarat di pipi Anda.

Saat ini, keberadaan JKT48 dengan wota, istilah Jepang untuk geek yang lantas diasosiasikan dengan penggemar grup idola 48 family, menjadi fenomena tersendiri dalam ranah hiburan Indonesia.  Dalam setiap pertunjukan, wota selalu berada di depan panggung untuk mendukung pertunjukkan JKT48. Salah satu ciri khas dari wota adalah menampilkan wotagei, tarian serta sorak-sorai yang diselaraskan dengan lagu serta koreografi JKT48.

Namun, rupanya wota bukan sekadar identitas fans semata. Cibenx, siswa STM penggemar utak-atik motor, berpandangan, “Wota itu pada dasarnya dukungan dari hati, gan. Apa yang dateng dari hati itu suci. Karena itu, lu harus siap ngorbanin segalanya JKT48, meskipun nyawa lu jadi taruhannya.”
Bagi wota seperti Cibenx, siap beradu otot demi JKT48 bukan tindakan edan. “Kalau cuma omongan lu dukung JKT48, siapa juga bisa,” tegas pemuda berusia 17 tahun ini yang menyebut dirinya sendiri sebagai jihadis wota.

Gagah Nusantara, pengamat sosial dan budaya popular, berpendapat perilaku Cibenx adalah wujud dari radikalitas pemuda Indonesia saat ini. Pemuda Indonesia merasa bangga dan penuh arti apabila menjadi individu atau kelompok maskulin yang mampu melindungi perempuan idola yang unyu-unyu.

“Di Indonesia selama ini,” jelasnya, “Pemuda dituntut untuk menjadi agen dinamis yang mesti berperan serta tanggap atas suatu permasalahan. Kini hal itu tak lagi menyangkut turun ke jalan, demo membela kepentingan rakyat, tetapi juga pasang badan untuk membela sekelompok remaja putri di layar kaca.”
Tak bisa dimungkiri, kata salah satu staf Menteri Pemuda dan Olahraga, pada dasarnya perilaku itu mencerminkan radikalitas kontemporer Pemuda Indonesia.
Berdasarkan informasi terselubung kepada redaksi, ada pihak-pihak tertentu yang sedang mengamati perilaku tersebut untuk kemudian dikembangkan sebagai aset sumber daya pertahanan Republik Indonesia.

“Kami sedang memikirkan bagaimana mentatar para pemuda ini agar dapat menjadi aset pertahanan bangsa. Mungkin dengan meminta JKT48 menyanyikan lagu Maju Tak Gentar di konser-konsernya. Atau mendoktrin para pemuda ini, kalau mati di medan perang, di surga mereka akan masuk ke kapling yang sama yang disediakan untuk JKT 48,” demikian informasi tertulis rahasia yang kami dapat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar