"Anggaplah Idol sebagai penyemangat dalam hidup kalian. Supportlah Idol semampu kalian tanpa harus merugikan diri sendiri maupun orang lain dan pemujaan yang berlebihan itu tidak sehat. "
javascript:void(0)

Jumat, 14 Juni 2013

Apakah itu Kawaii?






1. Walaupun secara historis menerima pengaruh yang sangat besar dari Cina dan semenanjung Korea, Jepang juga mengembangkan kebudayaan dan konsep keindahannya sendiri dari masa ke masa. Kaum bangsawan pada abad ke 11 menggunakan frase mono no aware untuk mengungkapkan perasaan kompleks seseorang ketika melihat keindahan yang bersifat sementara . Para penyair di abad ke13 juga banyak menggunakan kata ushin, atau sebuah sensasi kelembutan yang tidak diucapkan secara tersurat namun tersirat di antara baris-baris puisi. Para Ahli Upacara minum teh abad ke 16 sangat membenci kemewahan, dan berpendapat bahwa keindahan sebenarnya tersembunyi di dalam ketidakteraturan dan kebetulan-kebetulan. Istilah yang mereka gunakan untuk keindahan semacam itu adalah wabi. Kaum Geisha di abad ke 18 menggunakan kata iki untuk menggambarkan keindahan yang tercipta karena kepasrahan pada takdir dan nasib. Demikianlah konsep-konsep keindahan yang pernah berkembang dalam kebudayaan Jepang dari masa ke masa. Kawaii adalah konsep keindahan masyarakat Jepang yang terbaru, yang dilahirkan oleh masyarakat konsumsi massa pada akhir abad 20.
2. Secara sederhana, Kawai dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berukuran kecil, mampu membangkitkan kenangan, bersifat pribadi, dan tidak berbahaya, sedemikian rupa sehingga seseorang akan bersikap lebih terbuka dan santai apabila dihadapkan pada sesuatu yang bersifat kawaii. Sebuah benda tertentu, dapat diberi label sebagai kawaii, namun pada konteks yang berbeda benda yang sama dapat diberikan label yang sebaliknya (kawaikunai – tidak kawaii). Demikian pula hal yang sebaliknya bisa berlaku, sebuah benda yang dianggap seseorang sebagai kawaikunai dapat dianggap oleh orang lain sebagai kawaii. Pada intinya, ketika seseorang sudah menyatakan sebuah objek sebagai kawaii maka benda tersebut secara otomatis telah menjadi kawaii. Mengapa? Karena tindakan menyatakan ke-kawaii-an suatu benda adalah merupakan kawaii itu sendiri.
3. Istilah kawaii itu sendiri pertama kali muncul pada abad ke 12, dalam bentuk kata asli kawayushi, yang sebenarnya merupakan kombinasi dari dua kata, yaitu kao (wajah) dan hayushi (wajah yang memerah karena stimulasi emosi tertentu, baik rasa malu, canggung, atau perasaan bersalah). Makna awal ini perlahan-lahan mulai memudar, dan kata tersebut mulai mengambil makna yang baru, yaitu: ‘sesuatu yang mengundang perasaan simpati’, dan bahkan ungkapan rasa simpati itu sendiri. Makna tambahan lainnya adalah ‘perasaan tidak mampu untuk mengabaikan sesuatu’ atau ‘hasrat untuk menjaga, melindungi dan memelihara’. Saat ini, makna kata yang sama telah berkembang lebih jauh menjadi merujuk pada benda-benda yang berukuran kecil, disayangi, indah, dan diingini. Dalam maknanya yang negative, kawaii juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang bersifat ‘kekanak-kanakan’, ‘tidak berharga’, atau ‘konyol’. Apabila mencari padanan katanya dalam bahasa Inggris, maka pilihan kata yang pertama muncul adalah ‘cute’. Namun, kata bahasa Inggris ‘cute’ berasal dari akar kata ‘acute’ yang berasal dari akar kata bahasa Latin acutus –berarti ‘sepenuh hati’ atau ‘cerdik’. Dengan demikian cute hanya dapat menerangkan satu aspek makna dari istilah kawaii. Frase seperti ‘kawaii onsen’ (orang tua yang kawaii) yang dapat diucapkan dengan mudah dalam bahasa Jepang, tidak dapat diterjemahkan semudah itu ke dalam bahasa Inggris menjadi cute old man . Saya harus mengakui bahwa saya pernah merasa sangat kaget dan bingung ketika pada tahun 1989 – menjelang saat kematian Kaisar Hirohito – seorang penulis perempuan menuliskan bahwa ‘Sang Kaisar Kawaii’.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar